Keluarga adalah negara kecil yang membentuk jiwa dan sikap dari anggotanya.Kalau kita tinggal di keluarga yang demokratis maka anggota keluarga semuanya akan memiliki pemikiran yang demokratis juga.Kalu sebaliknya dalam keluarga yang saling bertolak belakang antara ayah dan ibu yang menganut jiwa diktaktor dan demokratis ya keluarga jadi amburadul.
Di Bali,beberapa keluarga yang aku lihat memang dari luar begitu damai tenang gemah ripah loh jinawi,tapi dalamnya bobrok dan penuh intrik kepentingan pribadi.Aku sempat juga berpikiran jelek kalau senyum orang Bali adalah senyum kemunafikan.Ada keluarga yang pecah dan aksi bunuh-bunuhan terjadi gara-gara perebutan tanah warisan,ada mayat yang ditolak untuk di Bakar(Ngaben) karena konflik di Desa.Aneh kan?,belum lagi masalah perkawinan yang juga ada sangkut pautnya dengan warisan.Apa Tuhan menciptakan manusia untuk berebut warisan?Kenapa orang yang sudah meninggal harus dibiarkan mengalami penderitaan yang lebih parah daripada ketika dia hidup?.Aneh bin ajaib Bali ini.Tidak ada yang abadi selain kepentingan pribadi,senag melihat saudara mengalami kehancuran,senang ketika saudara sendiri mengalami kesedihan.Apa Damai ada dalam keadaan ini?
Damai menurutku adalah keadaan yang membuat kita semua bahagia,tidak ada yang marah,jengkel sementara yang lainnya menikmati kesenangan dalam penderitaan orang lain.Tuhan memberikan kita saudara agar kita tidak kesepian dan bisa saling membantu.
Teman-temanku dari luar Bali tidak percaya kalau ada keluarga yang perang gara-gara warisan,biaya pernikahan yang mencekik leher dan ada mayat yang tidak boleh dibakar gara-gara masalah keluarga.Sadistis banget
Hidup adalah perbuatan,kalau perbuatan baik yang kita lakukan,maka kehidupan kita akan menyenangkan.Andrie Wongso sang motivator juga mengatakan kalau kita keras dengan kehidupan,maka kehidupan akan lunak dengan kita begitu juga sebaliknya.Yang aku tahu sekarang,aku akan berusaha untuk menjalin hubungan yang baik dengan satu-satunya saudaraku yaitu kakakku dan membangun keluarga yang saling mendukun,persetan dengan keluarga lain yang hancur karena aku akan membangun keluarga baru yang damai
Di Bali,beberapa keluarga yang aku lihat memang dari luar begitu damai tenang gemah ripah loh jinawi,tapi dalamnya bobrok dan penuh intrik kepentingan pribadi.Aku sempat juga berpikiran jelek kalau senyum orang Bali adalah senyum kemunafikan.Ada keluarga yang pecah dan aksi bunuh-bunuhan terjadi gara-gara perebutan tanah warisan,ada mayat yang ditolak untuk di Bakar(Ngaben) karena konflik di Desa.Aneh kan?,belum lagi masalah perkawinan yang juga ada sangkut pautnya dengan warisan.Apa Tuhan menciptakan manusia untuk berebut warisan?Kenapa orang yang sudah meninggal harus dibiarkan mengalami penderitaan yang lebih parah daripada ketika dia hidup?.Aneh bin ajaib Bali ini.Tidak ada yang abadi selain kepentingan pribadi,senag melihat saudara mengalami kehancuran,senang ketika saudara sendiri mengalami kesedihan.Apa Damai ada dalam keadaan ini?
Damai menurutku adalah keadaan yang membuat kita semua bahagia,tidak ada yang marah,jengkel sementara yang lainnya menikmati kesenangan dalam penderitaan orang lain.Tuhan memberikan kita saudara agar kita tidak kesepian dan bisa saling membantu.
Teman-temanku dari luar Bali tidak percaya kalau ada keluarga yang perang gara-gara warisan,biaya pernikahan yang mencekik leher dan ada mayat yang tidak boleh dibakar gara-gara masalah keluarga.Sadistis banget
Hidup adalah perbuatan,kalau perbuatan baik yang kita lakukan,maka kehidupan kita akan menyenangkan.Andrie Wongso sang motivator juga mengatakan kalau kita keras dengan kehidupan,maka kehidupan akan lunak dengan kita begitu juga sebaliknya.Yang aku tahu sekarang,aku akan berusaha untuk menjalin hubungan yang baik dengan satu-satunya saudaraku yaitu kakakku dan membangun keluarga yang saling mendukun,persetan dengan keluarga lain yang hancur karena aku akan membangun keluarga baru yang damai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar